Beranda | Artikel
Perpisahan Dengan Ramadahan dan Persiapan Hari Id
Kamis, 20 April 2023

Khutbah Pertama:

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

وَ إِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ

أَمَّا بَعْدُ:

أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى

Ibadallah,

Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa. Renungkanlah hakikat dunia ini dan beramallah untuk negeri akhirat. 

 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [Quran Al-Hasyr: 18].

Saat ini, benar-benar hati kita tertunduk. Mata kita meneteskan air mata. Bulan yang kita cintai ini, tamu yang mulia, segera akan pergi meninggalkan kita. Dan kita tidak tahu apakah kita di tahun depan akan kembali bertemu. 

Ibadallah,

Rasanya baru kemarin kita menyambut Ramadhan dengan mengatakan “Selamat datang. Selamat datang”! sekarang kita akan berpisah dengannya. Demi Allah, inilah hakikat dunia. Waktunya begitu singkat. Seakan antara jaraknya dilipat begitu dekat. Dan kita berjalan menuju kubur kita. 

وَاضْرِبْ لَهُم مَّثَلَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ فَأَصْبَحَ هَشِيمًا تَذْرُوهُ الرِّيَاحُ ۗ وَكَانَ اللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ مُّقْتَدِرًا (45) الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِندَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلًا (46)

“Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu. Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” [Quran Al-Kahfi: 45-46].

Walaupun bulan Ramadhan tinggal di penghujungnya saja, kita tetap berharap keberkahannya. Walaupun bulan ini tersisa tinggal sedikit saja, kita tetap berharap keagungnnya. Meskipun tersisa hanya beberapa jam saja, jangan kita sia-siakan. Jangan kita anggap telah usai. Karena sesungguhnya orang-orang yang memiliki cita-cita surga adalah mereka yang memiliki semangat yang tinggi. Ibadah mereka di akhir waktu lebih kuat dibanding di awal waktu. 

وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” [Quran Al-Baqarah: 185]

Dari ayat ini, kita bisa memetik pelajaran bahwasanya dianjurkan bagi kaum muslimin untuk bertakbir mengagungkan Allah tatkala mereka telah menyempurnakan puasa Ramadhan. Bertakbir kepada Allah dimulai sejak masuknya bulan Syawwal, yakni waktu maghrib. Dan lebih ditekankan lagi saat keluar di pagi hari menuju shalat Idul Fitri. Takbir terus berlanjut dan berakhir hingga usai mengerjakan shalat Idul Fitri. 

Ibadallah,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan kepada kita zakat fitrah kepada setiap orang. Sebagaimana diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhu: 

فرضَ رسولُ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ علَيهِ وسلَّمَ زَكاةَ رمضانَ على الحُرِّ والعبدِ ، والذَّكرِ والأُنثى ، صاعًا من تمرٍ ، أو صاعًا من شعيرٍ . فعدلَ النَّاسُ بِهِ نِصفَ صاعٍ من بُرٍّ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat Ramadhan (zakat fitrah) kepada orang merdeka maupun hamba sahaya. Laki-laki juga perempuan. Sejumlah satu sha’ dari kurma. Atau satu sha’ gandum kasar. Dan orang-orang mengoversi menjadi setengah sha’ untuk gandum halus.” [HR. An-Nasai].

Dan Rasulullah menjelaskan batas maksimal mengeluarkan zakat fitrah adalah sebelum shalat Idul Fitri ditegakkan. Siapa yang membayarnya setelah shalat, maka hanya terhitung sebagai sedekah saja. Bukan zakat fitrah. Dari Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhuma:

فَرَضَ رسولُ اللهِ صدقةَ الفطرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ والرَّفثِ ، طُعْمَةً لِلْمَساكِينِ ، فمَنْ أَدَّاها قبلَ الصَّلاةِ ؛ فهيَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ ، ومَنْ أَدَّاها بعدَ الصَّلاةِ ؛ فهيَ صدقةٌ مِنَ الصدقةِ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitri untuk menyucikan orang-orang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan dosa. Sebagai makanan untuk orang-orang miskin. Siapa yang menunaikannya sebelum shalat, itulah zakat yang diterima. Namun siapa yang menunaikannya setelah shalat, itu terhitung sebagai sedekah saja.” [HR. Abu Dawud].

Siapa yang menyaksikan matahari terakhir yang terbenam di bulan Ramadhan, maka mereka termasuk orang-orang yang diwajibkan kepada mereka zakat fitrah. Tunaikanlah dengan bahan makanan pokok. Semoga Allah menyucikan jiwa-jiwa kita. Dan menjadi sesuatu yang mendekatkan kita kepada Allah.

Ibadallah,

Sesungguhnya shalat Id adalah ibadah yang mulia. Kaum muslimin laki-laki atau perempuan diperintahkan untuk menunaikannya. Sampai-sampai Rasulullah memerintahkan para wanita yang dipingit dan yang sedang haid untuk menyaksikan shalat Id. Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa mengerjakannya hingga beliau wafat. Namun bagi wanita haid ada ketentuan khusus. Mereka hadir, tapi di pinggir tempat shalat. Dari Ummu Athiyyah radhiallahu ‘anha,

عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ، قالَتْ: أَمَرَنَا رَسولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ، أَنْ نُخْرِجَهُنَّ في الفِطْرِ وَالأضْحَى، العَوَاتِقَ، وَالْحُيَّضَ، وَذَوَاتِ الخُدُورِ، فأمَّا الحُيَّضُ فَيَعْتَزِلْنَ الصَّلَاةَ، وَيَشْهَدْنَ الخَيْرَ، وَدَعْوَةَ المُسْلِمِينَ، قُلتُ: يا رَسولَ اللهِ، إحْدَانَا لا يَكونُ لَهَا جِلْبَابٌ، قالَ: لِتُلْبِسْهَا أُخْتُهَا مِن جِلْبَابِهَا.

Dari Ummu Athiyyah Nusaibah al-Anshariah radhiallahu ‘anha berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kami mengajak keluar gadis remaja keluar, wanita haid dan wanita yang dipingit pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Beliau memerintahkan bagi wanita haidh agar memisahkan diri dari tempat shalat kaum muslimin sambil mendengarkan khutbah dan mengikuti seruan kaum muslimin. 

Aku mengatakan, ‘Wahai Rasulullah, salah seorang dari kami ada yang tidak memiliki hijab’. Beliau menjawab, ‘Pakaikan untuk saudarinya dari jilbab yang lain’.” [HR. Muslim].

Ibadallah,

Perhatikan dan jagalah syiar ajaran agama kit aini. Ajak serta keluar anggota keluarga kita. demikian khotbah yang pertama ini. 

أَقُوْلُ مَا تَسْمَعُوْنَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.

Khutbah Kedua:

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَظِيْمِ الإِحْسَانِ، وَاسِعِ الفَضْلِ وَالجُوْدِ وَالاِمْتِنَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ؛ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا .

أَمَّا بَعْدُ عِبَادَ اللهِ: اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى.

Ibadallah,

Sebagian dari kita ada yang telah berhari raya pada hari Jumat ini. Sehingga tergabung bagi mereka dua hari raya; hari raya idul fitri dan hari raya Jumat. Hal inipun pernah terjadi di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. beliau shalat Id bersama kaum muslimin dan memberikan keringanan bagi mereka untuk tidak menunaikan Jumatan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يا أيُّها الناسُ، إنَّ هذا يومٌ قد اجتمَعَ لكم فيه عِيدانِ؛ فمَن أحبَّ أن يَنتظِرَ الجُمُعةَ مِن أهلِ العوالي فليَنتظرْ، ومَن أحبَّ أنْ يَرجِع فقدْ أَذِنْتُ له

“Ayyuhannas, pada hari ini terkumpul untuk kalian dua hari raya. Siapa dari kalian yang tinggal jauh dan mau menunggu Jumat, silahkan menunggu jumatan. Dan siapa yang ingin pulang, akupun mengizinkannya.” [HR. Al-Bukhari].

Dari hadits ini bisa kita ambil pelajaran bahwa kaum laki-laki yang hadir shalat Id bertepatan dengan hari Jumat, boleh untuk tidak Jumatan. Namun ia tetap wajib mengerjakan shalat zuhur di rumah. Tapi yang utama tetap ia mengerjakan shalat Id dan shalat Jumat. Karena yang demikian itu lebih banyak pahalanya. 

Demikian khotbah yang bisa khotib sampaikan. Semoga bermanfaat untuk diri khotib pribadi dan jamaah sekalian.

﴿إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا﴾ [الأحزاب: 56]، وَقَالَ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا» [رَوَاهُ مُسْلِم].

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ . وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الأَئِمَّةِ المَهْدِيِيْنَ أَبِيْ بَكْرِ الصِّدِّيْقِ ، وَعُمَرَ الفَارُوْقِ ، وَعُثْمَانَ ذِيْ النُوْرَيْنِ، وَأَبِي الحَسَنَيْنِ عَلِي، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِيْنَ.

اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ ، اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ ، اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ ، وَأَذِلَّ الشِرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ ، وَاحْمِ حَوْزَةَ الدِّيْنِ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ ، اَللَّهُمَّ آمِنَّا فِي أَوْطَانِنَا وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةَ أُمُوْرِنَا وَاجْعَلْ وِلَايَتَنَا فِيْمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ ، اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَ أَمْرِنَا لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى وَأَعِنْهُ عَلَى البِرِّ وَالتَقْوَى وَسَدِدْهُ فِي أَقْوَالِهِ وَأَعْمَالِهِ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ ، اَللَّهُمَّ وَفِّقْ جَمِيْعَ وُلَاةَ أَمْرِ المُسْلِمِيْنَ لِلْعَمَلِ بِكِتَابِكَ وَاتِّبَاعِ سُنَّةَ نَبِيِّكَ صلى الله عليه وسلم ، وَاجْعَلْهُمْ رَأْفَةً عَلَى عِبَادِكَ المُؤْمِنِيْنَ

اللَّهمَّ إنِّا ظلَمنا أَنَفسنا ظلمًا كثيرًا ولا يغفرُ الذُّنوبَ إلَّا أنتَ فاغفِر لنا مغفرةً من عندِكَ وارحَمنا إنَّكَ أنتَ الغفورُ الرَّحيمُ

عِبَادَ اللهِ : اُذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ،  وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ  .

Oleh Nurfitri Hadi

Artikel www.KhotbahJumat.com

Print Friendly, PDF & Email

Artikel asli: https://khotbahjumat.com/6313-perpisahan-dengan-ramadahan-dan-persiapan-hari-id.html